Friday, 20 August 2010

bisakah kembali seperti dulu?





pagi ini bangun tidur langsung pipis dan trus masuk kamar lagi, baca buku belum lagi buka internet.

lagi baca buku dua: chakrabirawa dan manjhali (ayutami) - yang ketundatunda bacanya - serta buku biografi gadis kecil dari yaman bernama Nujood. Umurnya 10 tahun, dan dia janda. "salah satu perempuan paling hebat dan paling berani yang pernah saya kenal," begitu komentar hillary clinton tentang si bocah kecil yang dinikahkan bapaknya saat umur 9 tahun di negeri tandus tersebut. kejadiannya maret 2008, cerita itu ditulis jurnalis perancis tahun 2009.

di halaman 139 buku berjudul bahasa indonesia SAYA NUJOOD, USIA 10 DAN SAYA JANDA, aku terhenti. ketika peristiwa yang paling dia inginkan: perceraian akhirnya bisa dilakukan prosesnya... dalam hati, saat kepala anak kecil Nujood tak bisa menguraikan argumen-argumen pengadilan yang terjadi antara orangtua, pengacara, hakim dan suami monster yang dibencinya, nujood berkali-kali menjerit..., "aku sudah muak dengan pertikaian orang dewasa yang membuat anak kecil ini menderita. hentikan! tolonglah.."

dan aku tertegun

aku merasakan hal yang sama. perang dan konflik di luar sana sangat melelahkan.., yang kulihat atau cuma yang bisa kubaca, yang kusaksikan belakangan dengan detak jantung atau yang cuma kudengar melalui kotak televisi: anak-anak terlantar di sepanjang rel kereta senen, orang-orang sakit yang banyak ditahan nggak boleh pulang karena nggak bisa bayar biaya perawatan, orang-orang di rusia yang sekarang tiap hari ada aja yang mati karena udara panas akibat climate change yang makin mengganas, putusan2 MUI tentang kiblat yang terus berubah dan tak masuk akal, israel yang lagi-lagi bikin ulah di gaza, kebijakan negeri arab yang membolehkan untuk nggak puasa karena suhu udara di sana sekarang mencapai 50 derajat dan itu diprotes warga islam di negara arab lainnya (termasuk di indonesia yang beritanya tersebut nggak disebarkan), plus....

belum lagi konflik-konflik atau pertikaian di sini...
dalam lipatan-lipatan kehidupan personal,
dalam detak-detak jantung yang degupnya bisa kita itung.

....tentang cinta yang merepih dan musnah, tentang kata-kata yang membusuk di dinding janji, tentang serapah yang tak bermakna, tentang kata-kata yang kehilangan arti serta peristiwa-peristiwa yang berkelebatan begitu cepat serta bikin kita lelah saat menjalaninya, tapi sadar akan kebaikan makna dari apapun peristiwa yang telah dilalui dan terjadi, ketika hal-hal tersebut telah berlalu...

semuanya bikin capek. lelah. begitu banyak airmata yang menetes diam-diam, begitu banyak pertikaian.. yang kecil dan yang besar. yang menjalar diam-diam dan selesai diam-diam. yang melilit dan membuat suram lalu menjadi kemilau di tikungan atau membusuk teronggok di tepi jalanan dalam hati yang dingin sepi... merepih sendiri...


membaca Nujood tadi di halaman 139, aku ingin turut menjerit bersamanya ....,"aku sudah muak dengan pertikaian orang dewasa yg membuat anak kecil ini menderita. HENTIKAN!" - that what Nujood said to me, 'n I'm listening...

kanak dalam hatiku pagi ini juga turut berteriak. aku ingin berteriak dalam nafas dan nada yang sama dengan Nujood,

"aku sudah muak dengan pertikaian orang dewasa yg membuat anak kecil ini menderita!" ucap anak kecil dalam diriku yang dah lama hilang tertelan pertikaian dan masalah orang dewasa yang menimpa....

HENTIKAN!
aku mau udahan...
aku mau jadi anak kecil lagi.
aku mau menghayati dunia tanpa harus menjadi orang dewasa
aku sudah muak
semua bagiku terlalu berat
aku mau kembali mendengarkan burung-burung pagi: yang aku duga mereka tidak seperti kita. suara itu tak pernah membenci...

aku mau jadi kanak lagi...


~~dari sepenggal surat untuk teman, kukirim tadi pagi bersama angin musim semi...***

__________
bagian paling bawah tentang burung pagi yang suaranya tak pernah membenci, diambil dari status GM di facebook hari ini: 21 agustus 2010 http://www.facebook.com/profile.php?id=526197285

No comments:

Post a Comment